Menghadapi US Reciprocal Tariffs, Ikatan Ahli Rantai Suplai Indonesia Dorong Kebijakan Fiskal, Diversifikasi Pasar Ekspor, dan Optimalisasi Keanggotaan BRICS untuk Mendukung Produk Lokal



BRIGNAS-RI.ONLINE

BEKASI - 9 April 2025, Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Rantai Suplai Indonesia (IARSI), Boy Ferdinand H., MMBA(SC), CPLSC, menekankan pentingnya langkah strategis dalam negosiasi Indonesia terhadap kebijakan US Reciprocal Tariffs. Dalam pernyataannya, Boy Ferdinand menyampaikan bahwa para delegasi dan pihak terkait harus mampu membentengi produk barang dan jasa dalam negeri dengan memberikan kemudahan serta kebijakan fiskal dan perpajakan yang lebih baik dibandingkan kebijakan relaksasi tarif barang impor yang akan diberikan.

"Jangan sampai total pajak dan tarif yang harus dibayarkan untuk memproduksi barang lokal justru lebih mahal dibandingkan total biaya impor," ujar Boy Ferdinand. Hal ini sejalan dengan komitmen IARSI untuk meningkatkan daya saing produk lokal di tengah tekanan global yang semakin intens.

Ketua Umum IARSI, Assoc. Prof. (Hon) R. Beniadi Setiawan, Ph.D. ST, MM., turut menegaskan dukungannya terhadap upaya pemerintah dalam memperkuat ekonomi Indonesia. "IARSI mendukung langkah pemerintah untuk menghadapi tantangan global yang semakin berat, termasuk melalui ‘melonggarkan ikat pinggang’ dengan meningkatkan belanja negara di pemerintahan, kementerian, dan lembaga, serta menginstruksikan Danantara untuk segera menjalankan proyek strategis yang mampu meningkatkan belanja barang dan jasa domestik," paparnya.

Selain itu, Beniadi juga mengusulkan agar Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bersama pemerintah melakukan berbagai upaya diversifikasi pasar ekspor. Ia menekankan pentingnya memaksimalkan keanggotaan Indonesia dalam BRICS melalui peningkatan perdagangan dengan seluruh anggota organisasi tersebut. Fokus utama adalah untuk memperluas ekspor produk unggulan Indonesia ke pasar global, termasuk Amerika Serikat, seperti produk elektronik, tekstil, alas kaki, minyak sawit (palm oil), karet, furnitur, hingga hasil perikanan seperti udang.

Beniadi juga menyoroti sektor migas dan pertambangan sebagai salah satu pilar penting dalam penggerak ekonomi nasional. Ia mendorong realisasi belanja operasi dan belanja modal di sektor tersebut guna memastikan seluruh komponen utama yang dapat dikendalikan oleh pemerintah dimanfaatkan secara maksimal untuk mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi bangsa.

Dengan langkah-langkah ini, IARSI optimistis bahwa Indonesia dapat memperkuat daya saingnya di pasar internasional sekaligus menciptakan ketahanan ekonomi di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

Tentang IARSI  

Ikatan Ahli Rantai Suplai Indonesia (IARSI) adalah badan hukum perkumpulan yang berkomitmen mendukung pengembangan rantai suplai yang produktif, efisien dan berdaya saing di Indonesia. Melalui berbagai inisiatif dan kolaborasi, IARSI berkomitmen untuk memperkokoh fondasi ekonomi nasional.

Sumber :  www.iarsi.org

Red.


Lebih baru Lebih lama